LEBAK (SRBNEWS.ID) – Empat siswa MAN 2 Lebak telah mengikuti Asian Yout Robot Olympiad (AYRO) Singapura 2021 yang digelar secara virtual pada tanggal 24-25 April 2021 lalu, dengan mendapatkan medali perak dan perunggu, pada dua kategori lomba, di antaranya :
- Category Coding Mission mendapatkan Medali Perak
- Category Creative MRT mendapatkan Medali Perunggu
Keempat siswa tersebut yaitu Adinda Ekawati Nurilah, Yildi Andriana, Ikhsan Irza Prayoga, dan Friska Bella Nopianti, dengan guru pembimbing Misbahul Anwar dan Sunadar.
Menurut guru pembimbing Misbahul Anwar, program robot dalam Category Coding Mission, merupakan program permainan yang mengharuskan peserta membangun dan memprogram Robot Pemecah Labirin yang akan bergerak dengan mengikuti jalur garis dan membuat keputusan di setiap persimpangan untuk meraih lebih banyak poin. Robot dianggap menyelesaikan tugas saat robot berhasil mencapai titik Akhir.
Menurutnya, dalam Category Creative MRT siswanya merancang robot dengan nama “Gardening Systems During Pandemic”. “Sistem berkebun pada masa pandemi dibuat untuk petani agar dapat mengelola sawahnya dari jarak jauh. Robot ini didesain dengan tujuan petani tetap di rumah karena sekarang sedang berada di masa pandemic,” ucapnya.
Adinda Ekawati Nurilah dan Yildi Andriana selaku tim games category Coding Mission, mengatakan, dalam Category Coding Mission robot ini diprogram untuk mengikuti jalur atau lintasan secara mandiri tanpa remote control dengan menggunakan IR Sensor yang berfungsi untuk mendeteksi lintasan atau garis hitam ataupun putih. Robot dianggap menyelesaikan tugas saat robot berhasil mencapai titik finish dan memiliki catatan waktu tercepat.
“Menurut kami robot itu tidak hanya sebuah mesin atau alat tapi sebuah teman yang bisa membantu kita dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Sementara itu, Friska Bella Nopianti dan Ikhsan Irza Prayoga selaku tim games category Creative MRT mengatakan, gardening system during pendemic adalah robot kreatif yang di desain untuk membantu para petani di sawah saat masa pandemi.
“Robot ini bekerja menggunakan sensor yang bisa mendeteksi secara otomatis dengan program yang sudah diatur sedemikian rupa. Dimulai dari, membantu petani mencegah burung-burung yang selalu menghampiri sawah untuk memakan padi. Robot tersebut akan bekerja dengan cara mendeteksi burung yang datang, melalui sensor ultrasonic. Setelah terdeteksi maka servo otomatis akan menggerakkan orang-orangan sawah yang sudah dipasang diservo. Buzzer dan LED juga akan menyala bersamaan dengan servo, di robot ini menggunakan dua warna LED sehingga LED menyala,” bebernya.
Selain itu, robot ini juga memiliki fungsi mengatur sistem perairan sawah dengan menggunakan sensor air. Prinsip kerjanya yakni ketika air sawah berkurang maka secara otomatis pompa air akan menyala. Hal ini terjadi ketika sensor air tidak terkena air maka pompa untuk mengalirkan air dari sumur gali ke sawah akan menyala, begitupula sebaliknya.
Untuk ke depannya robot ini bisa dikembangkan lebih banyak lagi seperti menggunakan sensor api untuk mendeteksi kebakaran, sensor kelembaban tanah, dikendaikan melalui smartphone dan perkembangan lainnya.
Menurut guru pembimbing lainnya, Sunandar, bahwa persiapan untuk pembuatan robot ini selama dua minggu dengan banyak kendala, yaitu keterbatasan kit dan masih pemula. “Sehingga diperlukan evaluasi dan ini adalah pengalaman pertama lomba robot dan tingkat Asia Tenggara. Kami berharap pada olimpiade-olimpiade robotic selanjutnya bisa meraih medali mas, dan menjadikan bahan memotivasi siswa lain untuk berprestasi,” pungkasnya. (rls/red)