Serang (srbnews.id)-Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Katolik Kantor Kementerian Agama Provinsi Banten Osner Purba, M.Si mengatakan, agama Katolik di Provinsi Banten terus Memupuk, Meningkatkan Kesatuan dan Persatuan Bangsa.
“Dengan semangat Tahun Baru ini dan menyongsong Hari Raya Imlek, kita tingkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Saya berbicara perspektif dari gereja Katolik. Sadar benar masyarakat Indonesia hidup dalam kemajemukan atau uluran kasih. Hidup dalam kemajemukan bahasanya, budayanya, sukunya, kepercayaan agamanya. Seperti, bagaimana sebuah taman di tanami bunga berwarna – warni tentunya sangat indah, dan indahnya bangsa kita ini adalah keberagaman,” tukasnya
Selanjutnya, sambung Osner, keberagaman itu disatukan dan didasari Pancasila. Bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Berbahasa yang satu Bangsa Indonesia. Berbangsa yang satu Bangsa Indonesia.”ujarnya.
“Dari gereja Katolik didukung oleh ajaran Katolik dan dokumen – dokumen serta kitab – kitab dan ajaran dari Katolik adalah hukum cinta kasih. Yang tertuang di kitab suci Injil Matius Bab 22 Ayat 37 – 40. Dikatakan: ” Kasihilah Tuhan Allah mu dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu,” ujarnya.
Menurutnya, itulah hukum yang terutama dan utama. Hukum yang kedua: “Kasihilah sesamamu, manusia seperti dirimu sendiri”. Ucapnya.
Osner Purba menambahkan,
maka dokumen yang dikeluarkan dari gereja pun bermuara dari kitab. Ketaatan gereja Katolik sangat menjunjung tinggi martabat manusia.
Dan dari juga tertulis “tiap – tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya. Sebab, tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah, dan pemerintah – pemerintah yang ada ditetapkan oleh Allah. Itu sudah jelas ada di kitab. Jika kita harus taat pada pemimpin, pemimpin yang resmi kita rangkul semua.
“Apalagi pada saat ini masih memiliki pekerjaan rumah yang berat bagaimana menghadapi covid 19. Karena, covid 19 kita harus rangkul bersatu bersama yang berdampak pada kesehatan manusia, dan merusak sendi – sendi ekonomi manusia. Gereja Katolik berkomitmen kita penting membangun solidaritas global untuk melawan covid 19, karena ini musuh kita bersama. Melawan dan kerjasama dengan solidaritas ini dari pimpinan. Maka program pemerintah di tahun sekarang. Program toleransi. Seluruh umat Katolik di Indonesia mengajak semua utamanya harus menjadi teladan dan pelopor, harus menjadi panutan/
penggerak/toleransi. Kita ini Indonesia, inilah rumah kita,” bebernya.
Siapapun itu pemimpinnya, tiap – tiap orang harus takluk pada pemerintah yang syah. Sebagimana sudah dijelaskan di awal. Suara rakyat itu suara Tuhan. Presiden dan keluarga yang duduk di DPR, suara – suara itu dari Tuhan. Kita mengikuti aturan – aturan yang dibuat pemerintah,” Pesannya.
“Semua umat Manusia mengajarkan kepada kebaikan. Lakukan perintahnya, hindari larangannya jelas dalam kitab. Intinya semua sama. Jadilah teladan semua, satu tujuan.
Vatikan berpesan bahwa Gereja selalu sesuai dengan konteks. Gereja itu moderat tidak legalistik. Gereja Katolik itu selalu dinamis dan tidak statis dan tidak kaku. Gereja mengakui hak atas beragama (Dokumen Ibnuitas Humane). Gereja menghargai apa yang benar dan suci dalam agama lain (Dokumen Nostra Ahtade). Umat katolik harus mengembangkan kearifan lokal (Dokumen Mater at Majistra),” pungkasnya. (Bayu)